Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, yang dapatb dialami oleh semua kelompok usia, termasuk ibu hamil. Data WHO tahun 2023 mencatat bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 35,5%. Kekurangan zat besi selama kehamilan menjadi penyebab signifikan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas ibu, baik saat hamil, melahirkan, maupun masa nifas, akibat komplikasi kehamilan. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan kadar hemoglobin menjadi sangat penting. Peningkatan kebutuhan zat gizi selama kehamilan serta perubahan fisiologis tubuh menyebabkan ibu hamil lebih rentan mengalami anemia dibandingkan wanita yang tidak hamil. Anemia selama kehamilan tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, terutama karena rendahnya cadangan zat besi saat lahir yang penting
untuk perkembangan otak bayi. Berbagai dampak serius seperti abortus, persalinan prematur, perdarahan postpartum, hingga gangguan pertumbuhan janin menjadi risiko yang harus diwaspadai. Tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil turut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, serta
perilaku ibu hamil itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di Desa Singamerta, Desa Pelawad, dan Desa Pulo, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, karena wilayah tersebut memiliki jumlah kasus anemia pada ibu hamil yang cukup tinggi dibandingkan desa lainnya.
Selengkapnya : Semua Artikel / Hasil Penelitian di Puskesmas Ciruas